Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini Sok Tahu

Ngawur sambil hidup: cerita dari warkop

“Saya tidak punya tujuan tertentu dalam hidup, tapi saya selalu punya tempat untuk duduk.” - Franz Kafka (andai dia pernah singgah di warkop pinggir jalan).

Fenomena Emak-Emak Facebook Pro di Kampung: Antara Humor, Ekonomi, dan Konflik Sosial

Bagi masyarakat perkampungan, Facebook bukan hanya media sosial. Ia sudah berubah jadi papan pengumuman raksasa, tempat jualan, tempat curhat, bahkan kadang jadi ruang sidang terbuka tanpa hakim. Isinya, ada satu kelompok yang mendominasi linimasa: emak-emak pengguna FB Pro. Mereka ini luar biasa. Kalau ada kejadian di kampung, jangan harap portal berita jadi sumber pertama. Belum juga korban jatuh dari motor sadar, foto buram dari HP jadul sudah muncul dengan caption dramatis: “Hati-hati gaes, jalan licin .” Dalam teori komunikasi, ini bisa disebut citizen journalism. Facebook juga menjelma jadi buku harian publik. Kalau dulu curhat cukup di teras rumah, sekarang seluruh jagat maya harus ikut tahu. Statusnya macam-macam: “Capek hati ini, tapi tetap kuat demi anak-anak.” atau “Sabar, meski dihina aku tetap tersenyum.” Ada juga yang  pseudo-bijak alias sok filosofis: “Tersenyum bukan berarti bahagia, menangis belum tentu karena sedih.” Itu sebenarnya umpatan di dapur, bisikan d...